Rabu, 09 April 2014

SEJARAH OLYMPIC STADIUM

Pertandingan Olimpiade (bahasa Perancis: les Jeux olympiques, JO)[1] adalah ajang olahraga internasional empat tahunan yang mempertandingkan cabang-cabang olahraga musim panas dan musim dingin serta diikuti oleh ribuan atlet yang berkompetisi dalam berbagai pertandingan olahraga. Olimpiade merupakan kompetisi olahraga terbesar dan terkemuka di dunia, dengan lebih dari 200 negara berpartisipasi.
Awalnya, Olimpiade hanya berlangsung di Yunani kuno sampai akhirnya pada tahun 393 M Olimpiade kuno ini dihentikan oleh Kaisar Romawi, Theodosius. Olimpiade kemudian dihidupkan kembali oleh seorang bangsawan Perancis bernama Pierre Frèdy Baron de Coubertin pada tahun 1896. Dalam kongres pada tahun 1894 yang diselenggarakan di Paris, didirikanlah Komite Olimpiade Internasional (IOC) dan ibu kota Yunani, Athena dipilih sebagai tuan rumah Olimpiade modern pertama tahun 1896. Selanjutnya, sejak tahun 1896 sampai sekarang, setiap empat tahun sekali Olimpiade Musim Panas senantiasa diadakan kecuali tahun-tahun pada masa Perang Dunia II. Edisi khusus untuk olahraga musim dingin; Olimpiade Musim Dingin, mulai diadakan pada tahun 1924. Awalnya Olimpiade Musim Dingin diadakan pada tahun yang sama dengan Olimpiade Musim Panas, namun sejak tahun 1994 Olimpiade Musim Dingin diadakan setiap empat tahun sekali, dengan selang waktu dua tahun dari penyelenggaraan Olimpiade Musim Panas.
Evolusi yang dilakukan oleh IOC selama abad ke-20 dan 21 telah menyebabkan beberapa perubahan pada penyelenggaraan Olimpiade. Beberapa penyesuaian dilakukan, termasuk penciptaan Olimpiade Musim Dingin untuk olahraga es dan salju,Paralimpiade untuk atlet dengan kekurangan fisik dan Olimpiade Remaja untuk para atlet remaja. Dalam perkembangannya, Olimpiade telah menghadapi berbagai tantangan, seperti pemboikotan, penggunaan obat-obatan, penyuapan dan terorisme. Olimpiade juga merupakan kesempatan besar bagi kota dan negara tuan rumah untuk menampilkan diri kepada dunia.
Di Indonesia, Olimpiade yang sering dikenal dan secara rutin diikuti adalah Olimpiade Musim Panas. Indonesia sendiri pertama kali berpartisipasi pada Olimpiade Helsinki 1952 di Finlandia, dan tak pernah absen berpartisipasi pada tahun-tahun berikutnya, kecuali pada tahun 1964 dan 1980.[2].

Stadium Nasional Beijing (Cina Tradisional: 北京國家體育場; Cina Ringkas: 北京国家体育; Hanyu Pinyin: Běijīng Guójiā Tǐyùchǎng; Tongyong Pinyin: Běijīng Guójiā Tǐyùchǎng), juga dikenali sebagai Stadium Nasional[1]atau "Sarang Burung" (鸟巢) masih berada dalam pembinaan di Olympic Green di Beijing, China yang dijadual siap sepenuhnya pada Mac 2008.[2] Stadium ini akan menganjurkan pertandingan sukan olahraga untuk Sukan Olimpik 2008, juga sebagai majlis perasmian dan penutupan Sukan Olimpik 2008. Ia terletak bersebelahan dengan Pusat Akuatik Nasional Beijing.

Kapasiti
Stadium ini boleh menampung muatan sebanyak 91,000 penonton ketika Olimpik berlangsung. Kapasiti itu akan diturunkan kepada 80,000 selepas temasya Olimpik. Stadium ini mempunya 330 meter panjang dan juga 220 meter lebar, dan 69.2 meter tinggi. Stadium ini menggunakan 258,000 meter persegi bagi lapisan ruang dan 204,000 meter persegi bagi kawasan tanah yang digunakan. Ia dibina dengan 36 km keluli yang tidak diturap, dengan berat campuran sebanyak 45,000 tan. Stadium turut mempunyai 11,000 meter persegi bagi bilik bawah tanah dengan dinding kalis air. Stadium ini menelan kos sehingga 3.5 bilion yuan (≈423 juta USD).
Oleh sebab kos yang melambung tinggi, rancangan untuk membina satu bumbung yang boleh ditarik balik untuk stadium ini telah dibatalkan. Pakar kejuruteraan juga menyokong keputusan ini, dengan alasan stadium akan lebih selamat.

Beijing National Stadium atau biasa disebut Bird’s Nest (sarang Burung) merupakan stadion fenomenal dengan arsitektur yang paling rumit. Berkapasitas 80 ribu tempat duduk, diresmikan menjelang Olimpiade Beijing 2008.
Lihatlah bentuk stadionnya dari luar, tak salah jika orang lebih banyak mengenalnya sebagai sarang burung raksasa. Stadion ini berada di kompleks Olimpiade Beijing, dan didesain oleh Herzog dan de Meuron yang memenangkan lomba desain stadion untuk Olimpiade Beijing pada 2001. Herzog dan de Meuron berkolaborasi dengan desainer local China Ai Weiwei. Konstruksi awal stadion ini diperkirakan menghabiskan biaya 3.89 miliar yuan, tetapi karena biaya yang terlalu besar maka stadion ini didesain ulang pada 2004 seperti bentuknya sekarang sehingga hanya menelan 2,3 miliar yuan untuk pembangunannya.

 SUMBER:https://www.google.com/#q=fasilitas+stadium+olympic+beijing